Berbagi


Apa kaya adalah segalanya? Aku banyak melihat mereka yang “bergelimang” harta merasa hidupnya bahagia serasa tidak membutuhkan apapun lagi. Mereka bisa mendapatkan apapun dengan itu. Tapi banyak buku yang ku baca menyebutkan bahwa semakin kaya seseorang maka semakin hampa hidupnya. Benarkah? Entahlah. Tapi kali ini aku tidak akan membahas tentang kehampaan mereka. Aku hanya ingin membahas bagaimana hidup “sebagian” dari mereka.

Setiap orang punya pendapat pribadi bukan? Begitu halnya aku. Aku hanya ingin mengemukakan apa yang terlintas di benakku. Mereka terlalu banyak menggunakan uang yang mereka punya untukm hal-hal yang menurutku mubazir. Sebagai contoh, mereka belanja pakaian secara misal tanpa tahu apa pakaian itu mereka butuhkan atau tidak. Apa mereka tidak punya tempat lagi untuk menyalurkan kelebihan uang yang mereka punya? “Tidak semua orang kaya seperti itu. Ada kok orang kaya yang peduli!” Iya memang tidak semuanya, bukankah diawal sudah kukatakan aku ingin bercerita “sebagian” dari mereka.

Padahal ditengah sibuknya mereka menentukan warna baju apa yang cocok dipakai ke pesta malam ini ada orang-orang yang berpikir mau makan apa kita besok? Bukankah hidup tidak adil?
Yang membuatku lucu, terkadang aku berpikir bahwa mereka tidak bersyukur telah diberi kekayaan. Mengapa tidak? Mereka diberi uang yang berlimpah tapi mereka hanya mampu membeli baju “yang kekurangan bahan” paham maksudku? Padahal dalam agama kepercayaanku kita semua akan dibungkus kain kafan saat menghadap-Nya.

Oke mungkin aku terlalu kritis. Mungkin juga kalian akan mengatakan aku “iri”. Oh ayolah aku hanya remaja yang ingin dunia ini adil tanpa ada kejahatan. Bukankah kalian semua juga tahu kalau uang akar dari semua kejahatan? 

Tuhan menciptaan orang kaya untuk membantu orang yang kurang beruntung. Entah apa kepercayaan yang kalian anut, bukankah semuanya mengajarkan kita untuk berbagai? Bukankah dengan berbagi hidup jauh lebih indah untuk dinikmati? Cobalah!

Ibuku selalu bercerita, “Zaman dulu ikan asin bahkan sangat mahal harganya, nenekmu yang hanya petani tidak mampu membeli banyak. Ikan asin juga sudah makanan mewah pada saat ini. mau tau bagaimana caranya para orangtua mengakali agar anak-anak mereka mengira mereka makan ikan asin?  Yang paling dilakukan adalah merendam ikan asin di dalam gulai pucuk ubi setelah kira-kira bau ikan asin itu meresap ke gulai, ikan asin diangkat dan dijemur kemblai untuk digunakan lagi dengan cara yang sama.” Aku selalu menangis mendengar cerita itu, bisakah kamu bayangkan bagaimana jika kamu yang mengalaminya?
Sangat berbanding terbalik dengan kehidupan mereka yang kaya. Mereka dapat memilih warna mobil sesuai dengan warna baju yang mereka kenakan. Mereka kadang membeli baju untuk sekali pakai, lantas dikemanakan? Entalah semoga saja disumbangkan ke anak-anak yang tidak beruntung. Lagian untuk apa membeli baju terlalu banyak? Bukankah kita Cuma punya satu tubuh! “Kita harus mengikuti trend” oke itu alasan yang mengesankan.

Kamu tahu bukan di dunia ini tidak ada satupun yang abadi, tidak ada termasuk kekayaan. Bahkan sesuatu yang berkebihan itu tidak baik termasuk berlebihan harta. Kalau kita tidak menggunakan apa yang Tuhan berikan kepada kita secara bijak, mungkin saja kan dia mengambil semuanya kembali. Toh semua alam semesta ini punya-Nya!

Ibuku selalu tidak suka setiap kali aku menonton acara Orang Pinggiran dan sejenisnya. Beliau selalu bilang “Kita aja udah susah, liat yang lebih susah lagi. Tidak ada harapan hidup nanti.” Tapi menurutku itu tidak seperti itu. Bayangkan jika aku berhenti menonton acara semacam itu, mungkin aku akan lupa melihat ke bawah. Mungkin mereka para “sebagian” itu tidak pernah menonton acara yang kutonton maka mereka seakan buta dengan hal-hal dibawahnya. Padahal di rumah mereka tersedia TV terjanggih yang pernah ada!
Maaf jika kata-kataku menyinggung perasaan. Aku hanyalah remaja labil yang mengemukakan apa yang ada dalam pikirannya. Aku juga bukan dari kalangan orang kaya. Aku mungkin terlalu sok tahu tentang kalian. Aku hanya tidak suka dengan kehidupan kalian yang mewah sedangkan di lingkunganku banyak sekali orang yang membutuhkan bantuan orang-orang seperti kalian. Mungkin karena kalian dibesarkan di lingkungan elite sehingga kalian tidak pernah melihat jauh dari elite. Kalian hanya dikelilingi kata elite. Andaikan semua orang kaya mau menyumbangkan sebagian keberuntungannya, mungkin kehidupan ini akan cepat membaik. 

Kata-kata yang saya suka setiap kali berbagi :
Saya berbagi bukan karena saya punya lebih tapi saya berbagai karena saya tahu rasanya tidak punya

0 komentar:

 
Copyright © Tulisan Online