Hari ke 2 : Payakumbuh
Hari kedua, saya dan teman-teman saya masih berada di Payakumbuh dan
saya masih menikmati kehadiran musim durian di sini. Di sini, durian satu
karung besar hanyaa dihargai Rp.100.000,- Benar-benar murah! Tapi hari ini kami
tidak akan berburu durian maupun rambutan. Kami akan kembali melanjutkan
“menjamah” kota Payakumbuh.
Masih dengan formasi berempat orang dan dengan orang yang sama, kami
kembali menjelajah menggunakan sepeda motor. Kali ini kami pergi lumayan pagi
sehingga bisa lebih lama berkeliling. Masih dengan bermodal peta buta, saya.
dan teman-teman menuju tempat wisata tujuan pertama kami hari ini yaitu Rumah
Gadang Sei Beringin.
Jalan ke Rumah Gadang Sei Beringin kami tempuh dengan lancar tanpa
neko-neko, karena jalannya hanya sekali belok dan sisanya tinggal lurus.
Sewaktu melewati rumah gadang kami nyaris terlewat karena lokasinya yang agak
kedalam dan disekitar persawahan. Tapi jangan khawatir, Rumah Gadang Sei
Beringin masih berada di tepi jalan.
Ketika memasuki pekarangan rumah gadang, saya merasa sangat damai.
Bagaimana tidak tempat sejuk dan sangat bersih. Nyaris tidak ditemukan sampah
di sini. Di pekarangannya juga banyak di Tanami bunga aneka warna yang sangat
indah. Di sebelah kiri dan kanan terdapat sawah dan di seberangnya lagi ada
bukit. Pokoknya suasana yang sangat tentram. Untuk memasuki tempat wisata ini,
kita hanya di kenakan biaya Rp.4.000,- per orang dan untuk parkirnya gratis!
Di dalam rumah gadang terdapat peralatan baralek (perkawinan). Mulai
dari pelaminan dan pernak-perniknya, tempat tidur dan ruang hias hingga patung
berbaju adat minang kabau juga tersedia. Di dalam rumah juga sangat dingin dan
bersih. Saya dan teman-teman sampai mau tidur di sana saking sejuknya.
Setelah puas mengabadikan Rumah Gadang Sei Beringin yang terletak di
kec. Sei Beringin, kami menuju destinasi selanjutnya. Tapi sebelum itu kami
mengisi perut di CFC Payakumbuh. Rencana saya ingin menikmati makanan
tradisional, tapi karena teman saya kepingin makan Kentucky ya jadi kami
putuskan untuk ke CFC di pusat kota Payakumbuh.
Destinasi kami selanjutnya
adalah Gua Ngalau Indah yang tak jauh dari pusat kota. Untuk mencapai gua kita
harus melawati jalan atas. Tapi tidak usah khawatir karena kita bisa
menempuhnya dengan berkendara, mobil pun sudah bisa melewati jalan ini. Untuk
masuk ke kawasan gua kita dikenakan tariff Rp.5.000,- per orang dan biaya
parkir per kendaraan Rp.2.000,-
Di dalam gua sangat gelap, sebenarnya dulu ada lampu tapi karena ada
beberapa masalah sehingga kini lampu sudah tidak hidup lagi. Tapi jangan takut
tersesat. Ketika sudah sampai di mulut gua, aka nada warga lokal yang berjaga
dan menjadi tour guide. Disarankan membawa senter sehingga akan lebih mudah di
dalam gua. Tempat wisata ini sangat cocok bagi para adventure sejati. Stalaktit
dan stalakmit gua sangat menawan. Gua ini merupakan gua kelelawar, jadi anda
akan mencium bau kelelawar. Kalau saya sangat menyukai hal-hal baru seperti
ini. Kelelawar di sini juga tidak akan menyerang pengunjung, karena letaknya
sangat jauh di atas gua.
Di dalam gua juga sudah tersedia jalan untuk kita berjalan dengan
sistem satu arah. Pintu kita masuk berbeda dengan pintu kita keluar tapi
tempatnya tidak berjauhan. Hal utama yang ada di dalam Gua Ngalau Indah adalah
batu kelambu. Batu kelambu adalah stalaktit dan stalakmit yang menyerupai
kelambu. Untuk nama Ngalau sendiri saya belum sempat bertanya apa artinya hehe.
Di jalan menuju gua, ada kolam renang Ngalau Indah. kolom renang ini
sudah bertaraf internasional dan memiliki banyak kolam. Pada hari libur akan
ditemukan juga komunitas bersepeda nongkrong di kawasan Ngalau ini. Pada liburan
kali ini saya tidak ke kolam renang. Setau saya tarif masuk kolam renang
Rp.15.000,- untuk dewasa dan Rp.10.000,- untuk anak-anak. Akhirnya kami pun
mengakhiri perjalanan hari ini karena butuh waktu lebih satu jam untuk sampai
lagi ke rumah nenek di Talago.
0 komentar: